************ Selamat Datang di www.webosite.blogspot.com ************

09 Oktober 2011

Berhentilah Menjadi Gelas

Seorang guru bijak mendatangi muridnya yang tampak murung. "Kenapa kau murung, nak? Bukankah banyak hal yang indah di dunia ini?" sang guru bertanya. "Guru, hidupku penuh masalah. Sulit bagiku untuk tersenyum. Masalah datang seperti tak ada habis-habisnya", jawab sang murid.Sang guru tersenyum. "Nak, ambillah segelas air dan dua genggam garam, bawalah kemari." Si murid pun beranjak pelan tanpa semangat, mengambil gelas dan garam yang diminta gurunya.

"Coba ambil segenggam garam dan masukkan ke gelas air itu", kata gurunya. "Sekarang kau minum airnya sedikit." Si murid pun melakukannya. Wajahnya meringis karena minum air asin. "Bagaimana rasanya?" tanya sang guru. "Asin sekali dan perutku jadi mual", jawab si murid dengan meringis. Sang guru tersenyum melihat wajah muridnya yang meringis keasinan. "Sekarang kau ikut aku." Sang guru membawa muridnya ke danau di dekat tempat pondokan mereka. "Ambil garam yang tersisa dan tebarkan ke danau." Si murid menebarkan garam yang tersisa ke danau, tanpa bicara. Rasa asin di mulutnya belum juga hilang. "Sekarang, coba kau minum air danau itu", kata sang guru sambil mencari batu yang cukup datar untuk mereka duduki, tepat di pinggir danau. Si murid menangkupkan kedua tangannya, mengambil air danau, dan membawa ke mulutnya lalu meneguknya. Ketika air danau yang dingin dan segar mengalir di kerongkongannya, sang guru bertanya kepadanya, "Bagaimana rasanya?" "Segar sekali", kata si murid sambil mengelap bibirnya. Tentu saja, danau ini berasal dari aliran sumber air di atas sana. Dan airnya mengalir menjadi sungai kecil di bawah. Dan sudah pasti, air danau ini juga menghilangkan rasa asin yang tersisa di mulutnya. "Terasakah rasa garam yang kau tebarkan tadi?" "Tidak sama sekali", kata si murid sambil mengambil air dan meminumnya lagi.

Sang guru hanya tersenyum memperhatikannya, membiarkan muridnya itu meminum air danau sampai puas. "Nak", kata sang guru setelah muridnya selesai minum. "Segala masalah dalam hidup itu seperti segenggam garam. Tidak kurang, tidak lebih. Hanya segenggam garam. Banyaknya masalah dan penderitaan yang harus kau alami sepanjang kehidupanmu itu sudah diketahui oleh Tuhan, sesuai untuk dirimu. Jumlah tetap, segitu-segitu saja, tidak berkurang dan tidak bertambah. Setiap manusia yang lahir ke dunia ini pun demikian. Tidak ada satu pun manusia, walaupun dia seorang nabi, yang bebas dari penderitaan dan masalah. Rasa 'asin' dari penderitaan yang kita alami itu sangat tergantung dari besarnya hati yang menampungnya. Jadi nak, supaya tidak merasa menderita, berhentilah jadi gelas. Jadikan hati dalam dadamu itu sebesar danau." Si murid terdiam, mendengarkan.

Milikilah hati yang lapang, hati yang penuh dengan ucapan syukur dan yang sanggup menampung setiap perkara yang terjadi di dalam hidup kita!

3 komentar:

Vindy mengatakan...

Mantab... Andaikan setiap orang bisa terbuka pikirannya dan selalu mengucap kata "Syukur". Pasti dunia ini akan jadi lebih indah dimata orang tersebut. Kare Tuhan menciptakan dunia ini memang sempurna. ^_^ Enjoy your life

winnie4jet mengatakan...

nice !! memberi lebih berbahagia daripada menerima
GBU

Adipura Mandiri mengatakan...

Memang ada baiknya juka kita melakukan segala sesuatu yang terbaik. Tapi coba, berhenti sejenak dan ucapkanlah kata "Terima Kasih Tuhan atas pemberianmu selama ini" Pasti hidup Anda akan lebih bahagia

http://www.adipuramandiri.com